Inspirasi Bisnis
Kisah sukses Nurul Hikmah beserta keluarga nya di Desa Gelora, Kecamatan Sikur, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Lomba TTG Lombok Timur sebelum Gelaran TTG di Lombok Barat |
|
Awal Merintis Usaha
Nurul Hikmah Raih Penghargaan dalam gelaran Teknologi Tepat Guna (TTG) se Kabupaten Lombok Barat di Lombok Barat mewakili Lombok Timur.Berawal pada tahun 2009 saat masih duduk di bangku SMA, ibu Nurul Hikmah beserta keluarga pernah membuat boksam (boneka sampah). Di tahun 2010 beliau memulai usaha berjualan mainan anak-anak dan aksesoris beserta bunga dari pabrik dengan modal awal 940 rb (Sembilan Ratus Empat Puluh Ribu Rupiah) hasil kerja sama dengan seorang teman karib nya.
Berikut pengakuan ibu Nurul Hikmah beserta keluarga, Dalam perjalanannya daya kreatifitas di tantang untuk memenuhi keinginan pasar atau pun untuk menekan modal yang minim.
Saya mulai membuat hiasan jepit rambut, bando dan bunga dari pita mapun tisu. Masyarakat mulai cekatan dalam belanja. Ada yang minta bunga yang lengkap dengan pohonnya.
Kami mulai berfikir
Ibu Nurul Hikmah menambahkan, dengan mulai melirik sampah pelastik yang banyak sekali kami hadirkan dari sisa jualan. Baik dari sisa jualan di kios maupun sisa sampah pelastik dari sisa jualan ayah kami yang berjualan keliling ke sekolah-sekolah maupun tiap desa. Kami mulai melintir membuat gagang pisau maupun palu dari sampah plastik. Kami terus belajar. Mulai bunga, pohon lurus saja lalu belajar membuat daun, ranting, hingga akar. Dan akhirnya sekarang menjadi sebuah pohon yang utuh, meliuk sesuai keinginan kita sehingga tampak seperti pohon hidup.Ibu Nurul Hikmah dan keluarga bersama para Pecinta Bonsai Pelastik |
Tidak hanya pohon atau pun bonsai saja yang kami buat, namun sekarang kami juga sudah bisa membuat miniatur, lukisan, meja hingga kursi berbahan 100% sampah pelastik. Sekarang bonsai pelastik sudah kami bentuk dalam sebuah KUBE (Kelompok Usaha Bersama) yang bernama KUBE RINDANG GELORA.
Awal Kesuksesan
Awal memulai usaha ini saya menyewa kios dengan ukuran 3×4 yang sebenarnya hanyalah sebuah ruangan yang tak terpakai dari seorang keluarga. Pertengahan 2011 dengan modal pinjaman bank, saya memberanikan diri membuat kios sederhana dengan menyambung sisi rumah dengan dana 8 Jt (Delapan Juta Rupiah). Selanjutnya pada tahun 2012, saya kembali mengambil dana bank 20 Jt (Dua Puluh Juta Rupiah) untuk menambah lokasi kios agar lebih leluasa mengolah sampah.Seiring perjalanan usaha ini pada tahun 2015 saya kembali berinovasi dengan memperbaiki kios agar lebih cantik dengan menyambung kios yang pertama kali kami bangun dengan bangunan kios yang kedua. Biaya yang kami gunakan saat itu masih dari dana bank 25 juta (Dua Puluh Lima Juta Rupiah).
Kesemuanya tidak lain berkat tunjangan dari hasil jualan bonsai yang kian hari kian meningkat. Pemberdayaan pun mulai kami lakukan, terutama anak-anak SD di lingkungan maupun anak-anak dari anggota KUBE (Kelompok Usaha Bersama) RINDANG GELORA.
Karya Kelompok Usaha Bersama (Kube) RINDANG GELORA:
Karya Kelompok Usaha Bersama (Kube) RINDANG GELORA lainnya bisa langsung ke akun Instagram, Twitter dan Facebook nya.Lukisan 100% Sampah Pelastik |
Meja dari Sampah Pelastik |
Miniatur dari Sampah Pelastik |
Bonsai dari Sampah Pelastik |
Rela Berbagi Kepada Sesama
Beliau juga menambahkan, “Kami juga mulai melatih siapapun yang mau belajar termasuk beberapa bank sampah yang pernah mengundang untuk berbagi ilmu”. (Pemilk Akun Instagram: @bonsaipelastik_artificial dan Twitter: @bonsaipelastikSumber Gbr: Akun FB @pelastikbekaspohonku serta akun-akun sosmed KUBE Rindang Gelora.
Sumber: ASEPNEWS.COM
0 komentar:
Post a Comment